Di era yang kita huni saat ini, internet bukan lagi menjadi barang yang
asing. Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, sandang-pangan-papan
disebut-sebut sebagai kebutuhan pokok manusia. Sekarang sepertinya udah nambah
satu nih; INTERNET!
Pergeseran pola hidup masyarakat modern pun sudah terlihat
jelas. Lihat saja, sebagian orang yang dulunya berbelanja ke pasar saat ini
mulai meninggalkan kebiasaan lama tersebut dan beralih ke jual-beli online yang
lebih praktis. Hmm, banyak lagi contoh pergeseran pola hidup yang ditimbulkan oleh
internet yang rasanya akan menghabiskan waktu jika kita bahas satu persatu.
Kemajuan teknologi yang memanjakan umat manusia ini sayangnya
tidak hanya membawa dampak positif. Selalu saja ada sebagian oknum yang
berusaha memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan teknologi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
yang menyimpang.
Nah, salah satu tempat paling laris manis untuk melakukan
praktek nyeleneh tersebut adalah dark web, bagian dari deep web yang sebaiknya dijauhi aja deh
kalau ga paham.
Apa itu deep web?
Sebagian orang menyebutnya deepnet, undernet, invisible web,
atau hidden web. Intinya sama aja sih, yaitu bagian dari internet yang tidak
kasat mata alias tersembunyi. Website-website mainstream yang sering kamu buka
seperti facebook, twitter, gmail, adalah website-website yang terletak di ‘permukaan’
internet. Mereka bisa dengan mudah dicari di mesin pencari seperti google,
bing, dan sejenisnya. Jauh dibawah ‘permukaan’ tersebut terdapat ribuan halaman
yang tidak bisa ditemukan oleh sang mesin pencari sehebat mbah google
sekalipun.
Lantas, apakah sebenarnya deep web itu berbahaya untuk dikunjungi?
Jawabannya: ngga juga sih. Tanpa kita sadari sebenarnya kita
sudah sangat sering mengunjungi deep web. Balik lagi ke paragraf diatas, pengertian
sederhana dari deep web adalah bagian internet yang tidak muncul di permukaan
alias tidak dapat dijangkau oleh mesin pencari. Jadi, pada saat sedang
mengakses internet banking pun dapat dikatakan bahwa kita sedang mengakses deep
web. Ga mungkin dong data-data bersifat privacy diumbar oleh pihak bank yang
kita percayai. Semuanya bersemayam dan berseliweran dalam jaringan yang aman
dan tersembunyi.
Itu baru satu contoh lho, banyak lagi contoh penggunaan deep
web yang tidak kita sadari telah kita operasikan dalam kehidupan sehari-hari. Statistik menunjukkan bahwa 96% data di dunia digital berada pada bagian yang 'dalam' ini, dan hanya 4% lah yang berada pada wilayah publik.
Nah lho? Jadi yang digembar-gemborkan media belakangan ini apa dong? Katanya bahaya?
Nah lho? Jadi yang digembar-gemborkan media belakangan ini apa dong? Katanya bahaya?
Miskonsepsi tentang deep web dan dark web.
Salah satu perkara yang membuat nama deep web jadi booming tentu
saja berita-berita tentang adanya praktek ilegal seperti jual beli organ tubuh,
narkotika, jasa pembunuh bayaran dan sejenisnya yang diciduk sekitaran tahun
2013 oleh aparat berwenang.
Nah mari kita luruskan. Tindakan-tindakan berbau kriminal
yang kita bahas barusan lebih tepatnya terjadi pada dark web. Faktanya, tidak salah
jika ada yang mengatakan bahwa dark web merupakan bagian di dalam deep web. Namun,
sejatinya ada perbedaan mendasar antara dark web dengan deep web.
Dark web dapat diakses melalui dark net, sebuah layanan
tersembunyi yang pada dasarnya berisi sekumulan website yang hanya dapat
diakses dengan menggunakan sebuah browser khusus. Ga bakal bisa deh kalau kamu
coba surfing kesana menggunakan mozilla firefox atau opera. Alamat web untuk
layanan-layanan tersembunyi tersebut biasanya berekstensi .onion.
Salah satu browser paling terkenal untuk mengakses dark net
adalah The Onion Router atau yang biasa disebut TOR. TOR ini dapat mengenkripsi
data yang akan dikirim dan sebelum sampai ke tujuan data tersebut dioper
terlebih dahulu ke nodes nodes sehingga sifat anonimitasnya terjaga. Nama onion
dipakai karena teknologi ini menggunakan sistem enkripsi yang berlapis-lapis
bak bawang (onion).
Nah itu dia sebagian kecil dari pengetahuan tentang deep web.
Jika ditelaah lebih lanjut, menurut saya konsep yang dijunjung tinggi oleh deep
web ngga ada yang salah kok. Deep web hanya menginginkan privacy yang
terlindungi sehingga sistem transfer data diusahakan agar dapat bersifat
anonim. Tidak terlacak. Namun hal ini dimanfaatkan oleh manusia-manusia ‘berotak
bisnis’ untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang akan berbahaya jika dilakukan
di jaringan biasa. Huehuehue.
Akhir kata, bijaklah menggunakan internet!
EmoticonEmoticon