Saturday, March 17, 2018

Komunis adalah Ateis?


Oke, pada hari Sabtu yang tidak meriah ini, saya akan memaparkan pandangan saya terhadap komunisme.

Beberapa momen ke belakang, sempat terngiang di telinga kita isu-isu seputaran bangkitnya komunisme di Indonesia. Sejujurnya, saya bukan pakar dalam bidang ini, dan saya pun tidak terlalu mengikuti perkembangan beritanya. Saat ini pun mungkin sudah sedikit telat untuk kembali mengungkit permasalahan ini.

Tapi gapapalah ya kita bahas sedikit pandangan saya terhadap isu tersebut.

Entah mengapa sampai sejauh ini saya tidak meyakini bahwa isu tersebut akan benar terjadi.  Menurut saya, komunis di Indonesia tidak sekuat itu untuk bangkit lagi.

Nah, beralih sedikit nih.. Hal yang membuat saya heran justru berkaitan dengan pemahaman yang berkembang di Indonesia bahwa orang komunis itu ateis atau sebaliknya orang ateis itu komunis. Singkatnya, banyak yang beranggapan bahwa komunis = ateis.

Sebagai seorang anak muda yang telah kurang lebih sembilan tahun mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ke-ateis-an (sehingga sering dituduh ateis oleh sebagian teman) saya pribadi merasa terkedjoed.

Sebatas pengetahuan saya, bicara tentang atheisme artinya bicara tentang pandangan seseorang terhadap eksistensi tuhan. Sedangkan, bicara tentang komunisme, artinya bicara tentang pandangan seseorang terhadap ideologi ekonomi politik yang dianutnya.

Bicara tengan atheisme, bisa kita sandingkan dengan pembicaraan tentang theisme, bolehlah kalau kita sandingkan dengan ceruk yang lebih spesifik seperti monotheisme, politheisme, dan sebagainya.

Sedangkan,  jika bicara tentang komunisme bisa kita sandingkan pembicaraan lain tentang kapitalisme, liberalisme, anarkisme, fasisme, dan banyak lagi. Sampai sini saja sudah jelas terlihat ranah komunisme itu dimana, ranah atheisme itu dimana.

Seorang ateis bisa saja seorang penganut komunisme. Namun bisa juga bukan. Bisa saja masalah tuhan dia memang ateis, namun di masalah ekopolitik ia kapitalis atau lain sebagainya.

Menurut saya, anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa orang komunis itu ateis tak lepas kaitannya dengan tragedi pemberontakan G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965.

Pada saat itu isu agama dijadikan salah satu penyulut semangat yang digunakan untuk memberantas habis penganut komunisme ketika terjadi pemberontakan. Mereka yang menganut paham komunisme dicap sebagai orang-orang yang anti-tuhan sehingga layak dibantai. Halal darahnya. As always, isu agama selalu sukses menyulut amarah orang Indonesia.

Saya sangat sadar jika statement yang saya tulis diatas sangat sensitif. Maka dari itu, saya tekankan sekali lagi bahwa ini hanyalah opini saya. Opini lho ya. Sangat besar kemungkinannya opini tersebut salah.

Sampai saat inipun, isu agama selalu menjadi santapan yang lezat untuk diumpankan ke masyarakat Indonesia. Topik yang satu ini begitu sensitif sampai-sampai kebanyakan oknum yang 'termakan' isu tersebut seringkali bertindak tanpa pikir panjang. Aksi dulu! Klarifikasi kemudian!

Padahal jelas-jelas dalam agama mayoritas penduduk indonesia diajarkan untuk tabayyun. Cek dulu kebenaran infonya, baru disebarkan ke orang lain, baru ambil tindakan.

Oke oke. Back to the topic. Pasti ada sebabnya kan kenapa sampai ada pemikiran bahwa komunis adalah ateis atau ateis adalah komunis? Ya, ada dong.. Ngga mungkin pemikiran tersebut muncul tiba-tiba dari dalam perut bumi. Beberapa penyebabnya akan saya coba paparkan.

Mulai dulu dari fakta bahwa negara-negara penganut komunis terbesar seperti Uni Soviet dan RRC mayoritas penduduknya adalah ateis. Tentu saja hal ini juga menjadi penyebab utama munculnya pemikiran ateis = komunis.

Selain itu, para pendiri-pendiri komunis seperti Marx memang terkenal dengan pernyataan-pernyataan kontroversialnya seperti 'agama adalah candu (opium)'. Die Religion ... ist das Opium des Volkes. Ungkapan dalam bahasa Jerman ini seringkali disalah artikan, banyak orang menganggap inti dari ajaran komunisme adalah anti agama/anti tuhan. Padahal jika dipelajari konteksnya secara keseluruhan mungkin artinya berbeda. Wallahualam. Silakan analisa sendiri di page wikipedia yang ini: https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_adalah_candu

Tapi tidak disalahkan juga jika ada yang bilang kalau Marx dan Lenin menganjurkan pengikutnya untuk meninggalkan agama. Memang ada yang bersaksi bahwa hal itu benar terjadi. Kalau soal itu sih saya tidak bisa berpendapat, karena tidak ada bukti yang kuat (setau saya) yang mendukung statement tersebut. Karya-karya tertulis Marx tidak pernah secara lumrah membahas anjuran tersebut. Semuanya ambigu. Maybe yes, maybe no.

Hanya Tuhan, Marx sendiri, dan orang-orang yang pernah berada disekitarnya yang tau kebenaran statement tersebut. Fakta yang bisa kita pastikan hanyalah: memang benar, Marx adalah seorang ateis.

Menurut saya, wajar saja jika Marx dan Lenin tidak suka agama. Alasannya, karena mereka beranggapan bahwa agama hanyalah penghambat mereka untuk mengembangkan paham komunisme.

Komunisme (communism) sendiri berasal dari kata dasar 'common' yang bisa kita terjemahkan sebagai 'sama' atau 'umum' dalam bahasa Indonesia. Paham ini mengajarkan adanya keinginan untuk sama rasa-sama rata.


EmoticonEmoticon